Jadi kemarin saya datang ke acara GBG (Google Business Group). Salah satu pembicara yang menarik perhatian saya adalah Azalea Ayuningtyas, perempuan muda lulusan S2 Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard, tapi memilih untuk membantu mama-mama di Flores yang miskin dan menderita karena angka kematian bayi di sana tinggi.
Selama dia bicara yang saya bayangkan kok seperti film kisah para pendiri Facebook yang difilmkan Hollywood. Ceritanya sangat menarik. Bagaimana seorang lulusan universitas ternama di kota besar di Amerika yang jauh dari Flores, tiba-tiba mengubah haluan hidup, berhenti bekerja di Boston (bayangkan, Boston!) untuk mengubah hidup mama mama yang berada di bawah garis kemiskinan.
Titik balik Ayu terjadi saat dia menjadi mahasiswa dan mengadakan wawacara di daerah kumuh di India untuk kepentingan akademis. Ibu perempuan miskin yang diwawancara marah-marah di depan Ayu, "Sudah banyak orang-orang seperti kalian yang bertanya tentang hidup kami, tetapi hidup kami begini - begini saja, tidak ada yang mau mengubah hidup kami"
Ayu pun tergerak hatinya. Melihat fenomena yang sama di Flores, dia bersama 6 orang temannya mendirikan du'anyam membantu meningkatkan perekonomian mama-mama Flores. Jalannya tentu saja tidak mulus, saat memulai suami-suami para mama menentang ajakan Ayu, karena waktu sangat berharga di sana, para mama harus bekerja di kebun, mencari kayu bakar, mengurus anak yang berderet, hanya demi bisa menyambung hidup. Kebanyakan suami/ laki-laki di Flores bekerja sebaga TKI di negeri orang, sehingga perempuan di sana harus mengerjakan semuanya sendiri.
Untuk pendanaan, Ayu ikut beberapa kompetisi startup dan social entrepreneur di luar negeri dan mengajukan pendanaan investasi dari gandengtangan.org
Dan sekarang di tahun ke3 bisnisnya, hasil kerajinan mama-mama Flores itu dipakai di acara DBS Foundation, Hotel-hotel kelas mahal, dan souvenir untuk Asian Games !
Senangnya masih ada anak muda macam Ayu, dibandingkan anggota DPR dari NTB (tetangga NTT) yang lebih hobi menyinyiri pemerintah di twitter atau mahasiswa yang hanya pintar berdemo.
"Lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada mengutuki kegelapan" Pepatah China.
*Foto dari Intisari Online, kemarin ngga sempat foto bareng