March 24, 2017

Aneh tapi nyata - Cerita dari Situs Gunung Padang




Akhirnya keinginan untuk melihat Situs Megalitis Gunung Padang di Cianjur kesampaian. Setelah rencana pergi bulan November tertunda. Saya dan teman saya ingin menulis buku tentang situs ini dari segi ilmu pengetahuan dan mata bathin orang-orang indigo. Jadi selain riset melalui buku-buku, tentu kami harus datang langsung ke lokasi untuk merasakan ambiens tempat itu. 


Ada banyak peneliti dalam negeri dan luar negeri yang menulis tentang Situs Gunung Padang, dan beberapa mengaitkannya dengan "Atlantis yang hilang" karena beberapa ciri yang disebutkan Plato sesuai dengan Situs ini. Mantan Presiden ke 6 pun serius mengundang beberapa ahli lintas disiplin untuk meneliti Situs yang menurut ahli Indonesia berusia 7500 tahun, tapi ahli Amerika serikat menyebut angka 15.000, karena batu-batu di Situs ini dianggap lebih tua daripada batu piramid yang sudah mengenal tulisan (hiroglip)

Saya pergi dengan Kelompok Sahabat CInta Budaya yang dikelola Mas Tono, salah 3 nya teman-teman indigo saya

Hujan mengiringi perjalanan kami dari Citos, Jakarta, dan di awal perjalanan saya berdoa sambil mengucap "Bismilahi tawaqaltu dst" serta membaca al fatifah dan ayat qursi beberapa kali. 

Di tengah obrolan saya dengan Mba Nien (salah 1 mentor spiritual saya yg kebetulan indigo), kami mencium bau dupa kemenyan menyengat yang seperti semprotan otomatis pengharum toilet di mall, hanya saja ini intervalnya tidak konstan, bisa 5 menit atau lebih dan baunya menyan. Baunya tajam, dan saya mencoba menutupp hidung dengan pashmina

Kami mencoba mengabaikan dan sempat suuzon (berprasangka buruk) bahwa itu bau dari salah 1 peserta yang duduk tepat di depan kami, penulis buku Sejarah Mangkunegaran yang juga masih keturunan Mangkunegaran. 

Hingga kejadian melewati Cielungsi/ Mekar Sari menuju Cianjur desa, bis nyaris mundur dan kopling tidak berfungsi. Sebenarnya saya sempat batin, "Kok bisnya gini ya" saat naik dari CITOS. Hingga bis mogok di pom bensin dan kami memutuskan untuk ganti bis, karena tidak aman pergi dengan bis yang tidak memenuhi kriteria keamanan apalagi jalan mendekati Situs sempit, mendaki, berkelok kelok, berlubang, hujan licin dan berkabut sementara kiri kanan jurang

Sepanjang perjalanan, Mas Tono yang lulusan Antropologi bercerita tentang sejarah Situs Gunung Padang, Kerajan-kerajaan di Indonesia terutama Majapahit, Mangkunegaran dll. Ternyata Indonesia ini kaya raya sejak jaman dahulu. Pemerintah Belanda rela menukar New York dengan Pulau kecil di Maluku yang kaya rempah - rempah ke Inggris. Batavia di jaman VOC dulu sempat terkenal di dunia sebagai pusat finansial, karena lidah indonesia tidak bisa mengucap "financiel" maka mereka menyebut daerah pusat bisnis di Batavia menjadi Pinangsia (seperti kata jongos yang berasal dari Jong Oost, dll kata serapan dari bahasa Belanda)

Jaman dahulu sebenarnya Kerajaan di Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dengan kerajaan-kerajaan di dunia, terutama Eropa, dan sudah menjadi tradisi pergaulan kerajaan jaman itu, masing-masing raja saling bertukar hadiah. Banten di jaman VOC adalah salah satu pusat penghasil lada, yang membuat Sultan Banten menjadi sangat kaya, hingga menghadiahkan 2000 berlian ke Ratu Inggris saat itu. Raja Thailand pun berkunjung 3 kali ke Indonesia, terutama ke Mangkunegaran untuk mempelajari sistem pemerintahan di Jawa (Raja memberikan hadiah patung gajah, sekarang ada di Museum Gajah, Jakarta) 










Singkat cerita kami sampai di Lokasi SItus, dan baru sampai di pintu masuk, tiba-tiba HP saya tidak bisa untuk selfie (tapi bisa untuk mengambil foto non selfie). Untuk sampai ke situs, ada 2 jalan setapak dari batu, yang sebelah kiri jalan menanjak 45 derajat dengan 300 tapak, yang sebelah kanan jalan yang agak landai tapi memanjang. Saya pilih yang kiri untuk mengetahui seberapa fit saya dengan usia saya saat ini. Alhamdulilah saya masih fit ternyata.






Di level 1 kami disambut kuncen profesional warga setempat yang paham sejarah, filosofi dan cerita dari Situs ini. Pak Kuncen bilang, "kalian beruntung, hujannya tiba-tiba berhenti saat kalian sampai" Lima menit mendengarkan sambil duduk, tiba-tiba seperti ada energi yang ditarik dari belakang leher saya, dan saya merasa nyaris mau pinsan/ jatuh, sambil berdoa "Yaa Alllah beri kekuatan" Orang-orang yang "sensitif" bisa merasakan besarnya energi di Situs ini entah karena kekuatan magnetis dari batu-batu yang menurut penelitian ilmiah mengandung ferum (besi) 40 % ini atau energi lainnya. 

Saya sempat cerita ke teman saya yang indigo ternyata dia juga mengalami hal yang sama, padahal dia tadi lewat jalan yang landai, jadi pengalaman seperti disedot energi tadi bukan karena kelelahan. 

DI sini ada batu kanuregaan (uji kekuatan batin) yang menurut mitos, jika orang bersih hati sekali pun anak kecil bisa mengangkat batu ini. Oleh pengelola situs batu ini sekarang dikawati supaya orang tidak bisa mengangkat. Saat saya pegang beberapa menit saya merasakan getaran, mungkin karena energi magnetis? 

Ada juga tempat Singgasana di level 5 yang dulu digunakan Raja Siliwangi untuk bermeditasi. Energi di tempat ini jauh lebih besar dibandingkan tempat lain/ level lain. Saya merasakan nyaman dan hangat di sini.

Menurut penelitian ahli geologis, di bawah Situs ini masih ada 2 lantai ruang kosong, dan kemungkinan ada batu berenergi besar yang menggerakkan sistem perairan ke bawah yang sangat modern untuk jaman itu (ribuan tahun lalu). 

Akhirnya kami turun kembali ke pintu masuk tadi, dan lucunya HP saya kembali bisa untuk foto selfie. OK deh, mungkin "mereka" tidak mau saya berselfie2 di sini.


Nah kembali lagi ke cerita bau dupa tadi saat turun ke pintu masuk, saya sengaja berjalan di belakang ibu yang kami duga asal dari bau dupa di bis, ternyata bau dupa itu bukan dari si ibu, dan sejak pindah bis di POM Bensin tadi memang bau dupa langsung hilang. Saya dan teman sempat mengkonfirmasi dengan si ibu, apakah dia memakai parfum berbau dupa tetapi ternyata tidak. Jadi mungkin bau dupa itu adalah peringatan kami untuk pindah bis, karena bis sebelumnya tidak aman, herannya hanya saya dan teman saya yang mencium bau dupa tersebut. 









Aneh tapi nyata


#Traveling #situsgunungpadang

No comments:

Post a Comment

Let it go - Menanggapi fenomena pelakor

Entah karena ada medsos atau memang angka perselingkuhan makin tinggi, kenapa akhir2 ini makin banyak perselingkuhan. Entah karena per...