Sejak pilpres, entah kenapa, banyak orang yang tiba-tiba menjadi terkenal di medsos karena postingan penuh kebencian terhadap Presiden kita, Pak Jokowi. Mirisnya, banyak di antara mereka adalah perempuan, Ibu rumah tangga yang mempunya anak-anak. Sulit saya nalari, bagaimana seorang ibu yang penuh kebencian bisa mendidik anak-anaknya dengan cinta.
Nanti kalau ditangkap polisi seperti kasus IRT penghina Gus Mus, nangis-nangis dan ngeles, alasannya stres karena suami ngga perhatian padahal dia capek ngurusin rumah dan anak. Duh segitu desperatenya kah jadi ibu rumah tangga? Hingga pengalihan stress ke marah-marah ke tokoh lain yang ngga berdosa ke dia?
Semua dosa di dunia ini, diawali oleh kebencian.
Iblis terusir dari surga karena benci/ dengki pada Adam, yang menurut iblis tidak lebih baik darinya. Iblis menuhankan logikanya dan menolak takdir ALLAH yang lebih memilih Adam, sama seperti orang-orang yang belum ikhlas menerima Jokowi sebagai presiden.
Iblis terusir dari surga karena benci/ dengki pada Adam, yang menurut iblis tidak lebih baik darinya. Iblis menuhankan logikanya dan menolak takdir ALLAH yang lebih memilih Adam, sama seperti orang-orang yang belum ikhlas menerima Jokowi sebagai presiden.
Kain (Qabil) dan Habel adalah contoh kejahatan pembunuhan pertama di dunia, yang terjadi karena dengki. Cerita kedua anak Nabi Adam dan Hawa ini ada di Al Quran dan Alkitab. Kain dengki karena Allah menerima korban adiknya Habel, dan menolak korbannya.
Palestina dan Israel adalah kebencian yang diwariskan turun temurun padahal kalau dirunut mereka masih satu keturunan
Hati-hati dengan perasaan bencimu. Dia bagai api sekam jika tidak disiram air. Semakin kebencian dibiarkan, bahkan dipupuk dengan terus membaca berita yang salah tentang orang yang kita benci, semakin besar kebakaran yang ada di hati kita, makin sulit untuk memadamkannya
Cobalah untuk tafakur, apakah kebencian kita masih obyektif? Apa untungnya memelihara kebencian, karena itu sesungguhnya penyakit hati? Apakah kebencian kita memberikan hak kepada kita untuk MENGHINA MAKHLUK CIPTAAN ALLAH? Apakah Nabi Muhammad pernah menghina orang ?
Mari ditafakuri, kontemplasi : "Apakah Allah menurunkan sebuah peristiwa agar kita menjadi lebih baik atau lebih buruk? Mana yang lebih baik, membenci orang sampai tidak bisa memaafkan, atau berbuat baik memaafkan dan mengajaknya menjadi baik?
Kira- kira yang mana yang Allah berikan hikmah dalam sebuah peristiwa ? Dari sini bisa ketahuan akhirnya level keimanan kita, mana yang bisa mengambil hikmah dari keimanan kita terhadap pencipta kita, ALLAH YANG MAHA PENYAYANG"
Kira- kira yang mana yang Allah berikan hikmah dalam sebuah peristiwa ? Dari sini bisa ketahuan akhirnya level keimanan kita, mana yang bisa mengambil hikmah dari keimanan kita terhadap pencipta kita, ALLAH YANG MAHA PENYAYANG"
Sayangnya kutbah-kutbah sholat Jumat pun sudah membuat orang jengah, karena sang pengutbah juga sudah mulai menyebarkan kebencian. Ke mana diri ini bisa bersandar jika ustadz dan ulama sudah condong pada satu kekuasaan dan sukar mengambil hikmah? Ustadz dan ulama bukannya menyatukan.
Rasa-rasanya tepat untuk mengatakan ini akhir jaman, diperlukan kecerdasan emosi dan spiritual untuk memilah mana yang baik bagi hati.
*Foto : Boni (adiknya Popov)
*Foto : Boni (adiknya Popov)
#Tafakur #hikmah #jokowi #turnbackhoax
No comments:
Post a Comment