March 6, 2017

Kunjungan ke Kota Asal AC Milan


Waktu saya kecil, almarhum Bapak saya sering mengajak saya dan adik laki-laki menonton pertandingan sepak bola di Stadiun Senayan. Saya pun terpengaruh mereka menjadi penggemar bola. Saat itu klub kegemaran saya, lagi-lagi karena ikut-ikutan adik, adalah Juventus dan AC Milan. 




Saat masih kuliah saya iseng mengirim surat ke beberapa klub sepak bola, dan hasilnya hanya satu yang menggembirakan. Saya dapat kartu pos 'Inter Milan' dari salah satu pemainnya, Youri Jorkaeff. Setelah itu saya bukanlah fans klub sepakbola mana pun, kecuali Real Madrid. 

Januari 2017 ini saya berkesempatan jalan-jalan ke Milan dari Paris. Sampai di Bandara Milan-Malpensa, saya diserang udara yang lebih dingin dari Paris, minus dua derajat. Ternyata saya tertipu tampilan cuaca di luar yang cerah dengan sinar matahari. Beda dengan Amsterdam dan Paris yang selama saya di sana nyaris selalu berkabut jarang terlihat sinar matahari. 

Sama dengan Paris, di Milan memang belum turun salju, tapi saya bisa melihat pemandangan sekeliling gunung yang memutih diselimuti salju. Bandara Malpensa ternyata cukup jauh dari pusat kota Milan, terutama ke tempat hostel saya tinggal. Setelah lebih satu jam perjalanan, kami tiba di pusat kota yang bergaya kuno.



Bagi muslim traveler memang agak susah mencari makanan halal. Saya lebih suka membeli makanan mentah di Carrefour dekat Hostel dan masak di Dapur. Cuma perlu hati-hati misalnya saat membeli makanan seperti pizza yang hanya dipanaskan di oven, karena tidak mengerti bahasa Italia, ada traveler Indonesia yang membeli pizza toping daging babi (porceta atau procioto dalam bahasa Italia)

Satu-satunya restoran yang saya coba adalah Restoran Cepat Saji 'CKN & CKN' karena di sini saya lihat kebanyakan orang-orang berpenampilan Timur Tengah atau berjilbab makan. Letak Restoran ini di Piazza Ventiquattro Maggio. Rasanya lebih enak dengan bumbu yang meresap dibandingkan ayam Mc Donald di Eropa. 






Menunggu tram ke San Siro atau Duomo di Piazza Ventiquattro Maggio. Di sebelah kanan saya ada Mac Donald, seberang 'CKN & CKN' dan di depan ada kanal tempat orang-orang setempat bersantai menikmati Milan. 



Duomo di Milano (Duomo artinya  Katedral) bergaya Gothic di sebelah Galleria. 



Galleria Vittorio Emanuele II 
Salah satu dari shopping mall tertua di dunia yang dinamakan sesuai Raja Italia pertama. Mall ini tepat untuk kamu yang suka belanja barang-barang bermerek. Secara harga, masih lebih murah kalau belanja di butik-butik di Les Village di pinggiran Paris. 
















Oia, beda dengan Amsterdam yang sebagian penduduknya bisa bahasa Inggris, di Milan sulit menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris. Kebetulan suatu malam saya reunian dengan teman lama yang tinggal di Milan, yang mengajak saya ke cafe di dekat Piazza Ventiquatro Magio (sekitaran Hostel). Karena kedinginan, saya pikir asyik juga nih kalau minum coklat panas. 

Kami pun berjalan ke dua cafe yang ternyata tidak ada coklat panas di dalam menunya. Sampai tiba di suatu cafe teman saya menjelaskan tentang coklat panas ke pemilik cafe seorang bapak tua. Dia pun membuatkan saya coklat panas, yaitu coklat batangan yang dipanaskan! Kebayang kan saya harus menghabiskan coklat yang dilelehkan, yang sangat pekat dibandingkan 'hot chocolate' pada umumnya. 



\


#traveling #EuroTrip #Milan #Shopping #ACMilan #MuslimTraveler

No comments:

Post a Comment

Let it go - Menanggapi fenomena pelakor

Entah karena ada medsos atau memang angka perselingkuhan makin tinggi, kenapa akhir2 ini makin banyak perselingkuhan. Entah karena per...